Rabu, 12 Juni 2013

MENGUNGKAP KEHIDUPAN SEKS DI JEPANG



Berikut Fakta tentang kehidupan Seks di jepang

1.  Sebanyak 94% wanita di jepang Sudah tidak perawan lagi.
2.  78% laki laki di jepang tidak mau berteman dengan laki laki yang masih perjaka.
3.  75% laki laki jepang rata rata memerawanin wanita 3-4 kali dalam hidupnya
4.  67% hubungan seks siswi SMA di jepang di ketahui oleh orang tuanya.
5.  56% wanita jepang melepas keperawanan nya di waktu baru masuk SMA.
6.  40% Wanita jepang memberikan keperawanannya kepada teman lelakinya bukan pacarnya.
7.  34% Hubungan Seks di jepang ialah Incest (hubungan seks sedarah).
8.  6% wanita di jepang masih perawan dengan alasan kekurangan Fisik seperti kurang cantik  atau cacat..
9.  Kondom merupakan barang paling laku di Jepang.
Orang jepang tidak suka teori melainkan praktek dan mengexplorer kemampuannya sendiri dalam hal seks.
 Anda pasti tidak asing dengan nama Maria ozawa dan Rin sakuragi, Ya mereka adalah bintang bokep terkenal seantero negeri. "Sepak terjang" mereka pasti sudah tidak asing lagi bagi para penggemar film "goyang-goyang" wkwkwkwkwk. Tidak hanya mereka saja yang populer karena ikon seks, masih banyak lagi yang lainnya. Timbul pertanyaan di hati saya mengapa banyak sekali cewek jepang yang masih sangat muda menjadi bintang bokep? Apakah tidak ada perkejaan yang lain? Padahal kalau diliat sepintas wajah mereka sangat cantik (ketahuan pernah nonton..hehehehe).

Sangat disayangkan memang. Padahal mereka punya potensi setidaknya untuk menjadi artis. Lantas apa yang jadi penyebabnya? Well tidak ada jawaban pasti yang saya tahu, namun saya cuma merangkum dari statemen-statemen rekan-rekan yang pernah atau sedang tinggal di Jepang dan faham dengan kondisi kehidupan disana. Berikut ini merupakan rangkuman statemen dan opini yang berkembang yang dapat memberikan sedikit gambaran alasan yang melatar belakangi aksi mereka.

Kehidupan kota yang keras mengharuskan para warganya untuk berusaha lebih untuk bisa bertahan hidup. Segala macam cara ditempuh agar dapur tetap mengepul. Dari cara yang terhormat sampai yang underground. Mengapa saya tidak menggunakan kata tidak terhormat, karena terhormat atau tidaknya bisa diperdebatkan selain itu pula tidak sedikit bintang BF di Jepang yang mempunyai kedudukan di mata masyarakat.  dimana disebutkan bahwa seiring dengan perkembangan jaman, dunia kerja di jepang semakin "gila". Keadaan ini menuntut mereka untuk berpikir kreatif. Muncul salary-salary man yang bergaji rendah namun mati-matian bekerja. Pernah saya menanyakan ke sensei saya yang ada dijepang untuk sekali makan disana habis berapa duit? beliau menjawab sekitar 1000 yen untuk sekali makan, sehingga dalam sehari untuk makan saja menghabiskan 3000 yen yach kalau mau berhemat mungkin 2000 yen. 1 yen kalau dirupiahkan sama dengan Rp. 102, kalau habis 3000 yen bearti Rp.306.000 hanya untuk makan saja. Wow angka yang fantastis. Jika hanya untuk makan saja begitu mahal lantas bagaimana kebutuhan yang lain?

Sekarang kembali lagi ke pertanyaan semula. Jika melihat paras ayu gadis BF itu mengapa mereka tidak menjadi artis, model atau bintang iklan saja? untuk pertanyaan ini Alasan yang masuk akal mungkin adalah karena mereka kalah bersaing dengan yang lain. Pada awalnya berharap menjadi artis namun kalah bersaing sehingga terjun di cabaret klub, gravure idol, av idol, sampai buka layanan pink salon dan soapland. Apa itu pink salon dan soap land? ya semacam tempat "goyang-goyang" dengan tarif relatif "murah" untuk short time services saja. Dari short time saja para cewek itu sudah mengantong antara 4000 yen - 6000 yen kalau sehari ada 10 pelanggan bisa dikalikan saja. Hmmm cara singkat dapat duit ya..

Alasan selanjutnya adalah hukum kausalitas, ada permintaan ada penawaran. Ya, kehidupan bebas disana lumayan tinggi. Tapi jangan berpkir bahwa mereka murahan gampang dieksekusi. Bukan begitu maksudnya, berhubungan seks pra nikah bukan sesuatu yang mengganggu. Sedikit banyak hal ini juga mendorong pertumbuhan bintang bokep. Apa lagi pria jepang terkenal dengan shawat yang tinggi.

Alasan yang terkahir adalah hubungan seks pasca nikah yang minim. Lho kok begitu? kenapa setelah nikah justru malah jarang? sebelum nikah malah "keranjingan". Tidak heran saya mendengar statemen seperti itu. Bagi kita Indonesia, seks pra nikah merupakan hal yang tabu sehingga banyak yang mengartikan nikah adalah legalitas berhubangan badan semata. Cobalah tengok sekililing anda ketika sedang bercanda anda mungkin pernah mendengar celetukan " Dah merid sono, dah gak nahan kayaknya". Pernyataan yang demikian mengindikasikan bahwa nikah merupakan legalitas sex..Berbeda dengan di negeri sakura, karena mereka menganggap seks pra nikah bukan hal yang tabu jadi merid bukan legalitas seksual saja. Lantas apa yang menyebabkan minimnya berhubungan badan? Hal ini disebabkan pekerjaan yang sangat menumpuk di kantor, pulang larut malam ketika sudah samapi dirumah kecapaian dan tidak mood lagi. Bahkan Seorang pasutri hanya sempat sekali dalam sebulan berhubungan badan? Lah..kalo lagi ngebet gimana? Ya swalayan atau manual bagi suami yang baik dan setia, tapi tidak setia ya jajan..ujung-ujungnya jadi bintang bokep lagi.

Sebetulnya keadaanya yang saya sebut mulai dari atas tidaklah jauh berbeda dengan kota-kota besar tanah air. Tidak usah jauh-jauh ke jepang untuk memahami hal ini. Bedanya kita tidak ada legalitas hukum untuk membuka industri esek-esek seperti di jepang. Walaupun ada video berbau mesum kualitas rekaman kita tidak secanggih mereka dan cenderung gelap karena kualitas kita masih "3gp".. Sekian semoga bermanfaat.
 Kita mencoba sedikit membuat komparasi kondisi kedua negara antara Indonesia dan Jepang yang notabenya sama-sama negara “timur”. Namun, dalam tulisan ini kita akan lebih mengeksplorasi kondisi di jepang sementara kondisi di negara kita bisa pembaca gali dan eksplorasi sendiri. Jepang dari berbagai aspek secara umum mungkin dapat dibilang lebih “keren”. Sedikit mengulas sejarah Jepang pasca kekalahan pada perang dunia ke dua Jepang diduduki oleh amerika mulai 1945 -1952. Dalam masa itu Jepang secara terbuka baru benar-benar menerima budaya barat. Selanjutnya selama beberapa dekade Jepang menjalani proses sebagai “developing country” (negara berkembang) sebelum mencapai fase “developed country” (negara maju). Sejak tahun 70an perekonomian Jepang bertahap menjadi rising star di dunia. Namun, jika diamati secara lebih dalam perkembangan kondisi negara pasca kekalahan perang juga diiringi westernisasi di negara tersebut.
Piramida Penduduk Jepang
Piramida Penduduk Jepang
Salah satu masalah yang muncul di Jepang saat ini terkait dengan kondisi demografi kependudukanya. Di Jepang ada kecenderungan jumlah populasinya bukan bertambah tetapi justru berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh angka kelahiran yang rendah. Mungkin fenomena demikian memang umum terjadi di negara maju, tetapi pada tulisan ini saya akan membahas khusus untuk Jepang.

Di Jepang kerja mungkin dapat dibilang seperti tuhan, sebab hidup itu dalam pandangan orang jepang adalah untuk bekerja. Saking gila kerjanya dan demi mengejar karier usia pasangan yang menikah setelah lebih dari 30 tahun. Kebetulan kampus saya banyak mahasiswa S2 maupun S3 dari Indonesia yang sudah berkeluarga tampak aneh dimata orang-orang jepang.

Dalam prespektif agam Islam dan kristen kebutuhan biologis manusia difasilitasi melalui pernikahan. Sementara di Jepang sebagaimana dampak pengaruh kebudayaan barat seks diluar nikah dapat dibilang cukup wajar. Hal tersebut berdasarkan salah satu data berikut :
Data sex bebas di jepang
Data sex bebas di jepang

Sumbu y (persentase) menunjukan persentase siswa di jepang (SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) yang pernah melakukan hubungan seks diluar nikah. Sumbu x menunjukan perkembangan dari tahun ke tahun. Warna garis biru merepresentasikan laki-laki, sementara warna merah jambu merepresentasikan wanita. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan persentase siswa di Jepang yang pernah melakukan free sex dapat dikatakan tinggi. Itulah mengapa tanpa menikahpun mereka dapat memenuhi kebuthan biologisnya. Namun, tetap masih dapat dijumpai pula orang yang menolak keras seks bebas di Jepang.

Fenomena free sex mungkin menjadi salah satu penyebab problem demografi yang dialami Jepang saat ini. Sebagai gambaran saja akibat dari  masalah tersebut saat ini banyak bangku universitas di jepang kosong  khususnya kampus-kampus yang kurang “bernama”.  Dampak lainya mulai dibukanya kran bagi masuknya pekerja asing. Perlu diketahui dulu perusahaan jepang dapat dikatakan cukup sulit menerima foreign workers. Tapi semenjak beberapa tahun terakhir menyadari masalah demografinya jepang sedikit mengubah kebijakan dan memberi kesempatan lebih luas kepada pekerja asing. Belum lagi pengalaman saya ketika mengikuti  kuliah dari salah satu walikota di jepang. Beliau bercerita bahwa 40% penduduk di kotanya berusia lebih dari 65 tahun. Dan secara perlahan tapi pasti populasi penduduk di kota yang dipimpinya berkurang. Menurut apa yang saya dengar kedepanya mungkin Jepang akan menjadi spertihalnya singapura. Dimana populasi penduduk lokal akan berimbang dengan populasi pendatang dari luar. Sebagai akibatnya ketergantungan terhadap sumber daya manusia import akan meningkat.

Jika kita melihat fenomena yang ada di Indonesia terkait mulai wajarnya prilaku seks bebas. Akankah kedepanya negara kita yang masih pada level developing country ini mengalami hal serupa dengan jepang? Meskipun jika kita lihat kondisi faktual di Indonesia saat ini sedang bersiap menerima “bonus demografi”. Apakah negara kita yang diproyeksikan akan menjadi rising star dalam  beberapa dekade kedepan akan layu sebelum berkembang karena permasalahan degradasi moral?
Mari kita jawab, pikirkan solusi, dan kerja bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

 ARTIKEL TERKAIT :

Kesaksian Pemakai Licengsui
Sejarah Licengsui
Cara Penggunaan Licengsui
Apa itu Ejakulasi Dini
Teknik untuk Mengatasi Ejakulasi Dini
Pemesanan Licengsui
Manfaat Licengsui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar